Qatar didapuk sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022.
Alasannya, negara emirat yang berada di Timur Tengah ini dianggap bisa memenuhi kriteria dari FIFA untuk melangsungkan kompetisi sepak bola empat tahunan tersebut.
Menjadi tuan rumah tak ayal meningkatkan produksi sampah di Qatar seiring meningkatnya jumlah pengunjung negara tersebut selama Piala Dunia 2022 berlangsung.
Banyak persiapan yang dilakukan oleh Qatar. Mulai dari perbaikan infrastruktur hingga memperindah kota.
Demi mewujudkan tuan rumah Piala Dunia yang ramah lingkungan, Qatar menargetkan daur ulang sampah selama piala Dunia 2022 berlangsung.
Rencananya, Qatar akan mendaur ulang 60% sampah sekaligus mengurangi emisi karbon di negaranya.
Hamad Al Bahr selaku Direktur Departemen Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah Kementerian Kota mengaku jika rencana daur ulang sampah menjadi tanggung jawab yang besar.
“Kami punya tanggung jawab besar terhadap perhelatan olah raga terbesar ini,” ungkap Hamad Al Bahr.
“Daur ulang 60 persen dari total sampah yang ada (di Qatar),” sambungnya.
Dirinya menambahkan, target daur ulang sampah tersebut berawal dari kesuksesan Piala Arab 2021 yang berhasil mendaur ulang hingga 70 persen sampah.
“Kami punya pengalaman dari Piala Arab FIFA 2021, inilah yang menjadi landasan kuat bagi kami untuk melanjutkan target,” ungkap Al Bahr.
Dirinya menambahkan, Qatar akan menerapkan beberapa strategi guna mencapai target daur ulang sampah.
“Ini target yang sulit. Oleh karenanya, kami akan bentuk tim lengkap guna mencapai target tersebut,” ujar Al Bahr
“Targetnya 40 persen sisa limbah akan ditransfer jadi energi. Negara kami punya pusat pengelolaan sampah paling besar di Timur Tengah,” tambahnya.
Penonton yang secara langsung menyaksikan Piala Dunia Qatar tentunya akan dimanjakan dengan berbagai fasilitas dan kenyamanan saat menontong ajang sepak bola terbesar di dunia tersebut.
Qatar akan memisahkan sampah di negaranya ke dalam tiga kategori, yakni sampah daur ulang, digunakan kembali, dan sampah lainnya yang dibuang ke tempat pembuangan sampah dengan tujuan tertentu.
Pihak penyelanggara akan menyediakan dua wadah berwarna hijau dan abu-abu.
Kedua wadah tersebut akan membedakan antara sampah daur ulang dan non-daur ulang.
Pemilahan sampah dilakukan demi mengurangi emisi karbon negara tersebut sekaligus menjadi tuan rumah Piala Dunia pertama yang ramah lingkungan.
Lebih lanjut Kementeria Kota merasa jika semua orang memikul tanggung jawab yang sama untuk turut beperan dalam pemilahan sampah di Qatar.
Tak terkecuali para pelaku industri penyumbang limbah perlu memiliki kesadaran untuk ikut mendaur ulang sampah yang dihasilkan dari bisnis mereka.
Selain daur ulang sampah, banyak hal menarik lainnya yang disuguhkan oleh Piala Dunia Qatar.
Piala Dunia Qatar akan menjadi Piala Dunia pertama yang diadakan pada akhir bulan November sampai dengan pertengahan Desember.
Berbeda dari Piala Dunia sebelumnya yang biasa diadakan pada musim panas yakni di bulan Mei, Juni, atau Juli.
Selain itu, Qatar juga dikabarkan menghabiskan nominal fantastis demi terselenggaranya Piala Dunia 2022.
Menurut informasi yang beredar, Qatar menggolontorkan dana sekitar US$ 200 Miliar atau setara Rp. 3.000 Triliun.
Dana tersebut dialokasikan untuk mengembangkan infrastruktur seperti pembangunan stadion dan infrastruktur pendukung lainnya.
Hal inilah yang membuat Piala Dunia Qatar disinyalir sebagai salah satu ajang sepak bola paling mahal dalam sejarah.
Piala Dunia Qatar sendiri resmi dimajukan satu hari ini dan akan berlangsung pada 20 November hingga 18 Desember 2022.
Total 32 negara yang akan memperebutkan trofi kemenangan dalam Piala Dunia yang satu ini.